Pages

Subscribe:

Labels

Minggu, 17 Mei 2015

PRINSIP-PRINSIP PENANGAN CIDERA


PRINSIP-PRINSIP PENANGAN CIDERA
Olahraga merupakan suatu aktivitas yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita. Begitupula dengan resiko cedera yang dapat terjadi pada aktivitas olahraga yang kita lakukan. Banyak diantara masyarakat kita yang masih awam dengan cedera olahraga. Cedera olahraga merupakan rasa sakit yang timbul karena aktivitas olahraga. Bila tubuh terkena cedera terjadi respon yang sama dengan peradangan. Peradangan ini terutama a reaksi vaskular berupa pengiriman darah beserta zat terlarut dan selnya ke jaringan intertisial.
Tindakan-tindakan  yang tepat perlu dilakukan untuk mengatasi reaksi radang yang ditimbulkan akibat cedera. Hal penting yang perlu untuk diperhatikan dalam penanganan cedera, yaitu dalam 24-48 jam pertama setelah terjadinya cedera.

A.Tindakan Pertama Dengan Sistem Rice

RICE merupakan kependekan dari Rest, Ice, Compress dan Elevate. Penanganan dengan metode RICE sangat dianjurkan untuk kasus cidera yang kurang dari 2×24 jam, atau biasa diistilahkan Cidera Akut. Cedera akut merupakan cidera yang terjadi seketika. Beberapa contoh dari cidera akut yaitu cidera dimata, kepala, memar, keseleo, luka, patah tulang dan koyak pada ligamen. Cidera akut sering terjadi saat olahraga terutama untuk olahraga prestasi namun tidak menutup kemungkinan juga terjadi pada setiap orang. Cedera akut biasanya terjadi karena tidak mengenakan perlengkapan olahraga lengkap saat berolahraga, slip pada permukaan yang licin, menggunakan sepatu yang sempit, terjatuh, terkena pukulan dan lain-lain. Adapun karakteristik atau ciri ciri dari cidera akut ini : Adanya perubahan suhu bagian tubuh yang cidera, biasanya akan terasa panas / hangat saat dipegang. Adanya perubahan warna kulit ditubuh yang cidera, biasanya akan berwarna kemerahan atau kebiru biruan/ lebam. Timbul bengkak disertai Nyeri den gan aktualitas yang tinggi (nyeri hebat).
  

1.Rest (Istirahat)

yaitu mengistirahatkan fungsi bagian extremitas yang cedera untuk mmeminimalkan cedera ataupun penambahan cedera. Agar penderita cedera tidak bertambah keluhannya. Anjuran yang disarankan adalah istirahat. 

    
1. Ice (Es)

Pemberian kompres dengan es bertujuan untuk memberikan pendinginan pada bagian tubuh yang cedera atau terluka, untuk mengurangi reaksi peradangan.

Es yang digunakan dibungkus dengan handuk yang basah, kemudian es tersebut ditumbuk hingga hancur, sehingga dapat mengikuti kontur dari tulang atau sendi, lalu tempelkan pada bagian yang mengalami cedera atau dislokasi dan dibebat/dibalut selama 15-20 menit.

     3. Compression

Memberikan kompresan pada cedera bertujuan untuk penerapan tekanan yang ringan pada daerah yang mengalami cedera untuk mengatasi bengkak. Kompres dapat menyebabkan sedikit penyempitan pada pembuluh darah, mengurangi pendarahan pada jaringan, dan mencegah cairan dari penambahan daerah interstitial (daerah yang dapat menyebabkan bengkak lebih serius dan penyembuhan berlangsung lebih lambat)

     4. Elevation

Dapat disebut tindakan elevasi bertujuan untuk mengurangi peradangan khususnya bengkak.  Cedera pada kaki dan tangan seharusnya ditopang dengan bantal, sehingga daerah cedera berada diatas jantung.

Cedera dalam berolahraga memang selalu menghantui dan membayangi bagi setiap orang yang menjalankannya, namun dengan pengetahuan untuk bisa menangani cedera tersebut maka bayang-bayang dan rasa was-was bisa kita atasi.  Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi kita.

B.Tindakan Masase

Massage merupakan suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap jaringan tubuh yang lunak.
Menurut Tairas (2000: 1-2), massage adalah suatu metode refleksiologi yang bertujuan untuk memperlancar kembali aliran darah, yakni dengan genjotan-genjotan atau pijatan-pijatan kembali aliran darah pada titik-titik sentrarefleks. Hal senada diutarakan oleh C.K Giam (1993: 172) massage adalah manipulasi jaringan lunak tubuh. Manipulasi ini dapat mempengaruhi sistem saraf, otot, pernafasan, sirkulasi darah, dan limfa secara lokal maupun umum. Massage menghasilkan suatu stimulus pada jaringan tubuh dengan cara menekan dan meregangkan. Penekanan menyebabkan kompresi jaringan lunak dan mengubah ujung-ujung saraf yang berupa jaringan reseptor, sedangkan peregangan memberikan ketegangan pada jaringan-jaringan lunak.
Menurut Mumford (2001: 10) massage adalah rangkaian yang terstruktur dari tekanan atau sentuhan. Tangan dan bagian tubuh yang lain seperti lengan bawah dan siku dapat digunakan untuk melakukan manipulasi di atas kulit, terutama pada bagian otot dengan gerakan mengurut, menggosok, memukul, dan menekan.
Menurut Harrold (1992: 8) massage adalah teknik pengobatan yang tertua dari model pengobatan ortodoks atau pengobatan-pengobatan lainnya. Massage merupakan gabungan dari teknik pengobatan dan tindakan instingtif.
Menurut Harrold (1992: 16) massage merupakan tindakan instingtif dan pengobatan yang berdasarkan intuisi (gerak hati). Pada perkembangan selanjutnya teknik mengurut dan teknik-teknik yang lainnya berkembang dan memiliki pengaruh yang spesifik pada pemberiannya.
Menurut Katsusuke (1996: 61) massage atau pijat didasarkan pada ide bahwa jantung ialah pusat pertumbuhan. Karena itu, cara pengobatannya mengikuti sistem peredaran darah, terutama nadi-nadi arteri, dan bergerak masuk ke dalam dari ujung tubuh menuju jantung.
Langkah penangan cidera denagan massage

1. Mengusap (Efflurage/strocking).
merupakan gerakan mengusap dengan menggunakan telapak tangan atau bantalan jari tangan. Gerakan ini dilakukan sesuai dengan peredaran darah menuju jantung maupun kelenjar-kelenjar getah bening. Manfaat gerakan ini adalah merelaksasi otot  yang cidera dan ujung-ujung syaraf.

2. Meremas (Petrisage).
merupakan gerakan memijit atau meremas pada bagian yang cidera dengan menggunakan telapak tangan atau jari-jari tangan.

3. Friction
merupakan gerakan melingkar kecil-kecil dengan penekanan yang lebih dalam menggunakan jari atau ibu jari. Gerakan ini hanya digunakan pada area tubuh tertentu yang bertujuan untuk penyembuhan ketegangan otot akibat asam laktat yang berlebih.

4. Menggetar (vibration).
Merupakan gerakan menggetar yang ditimbulkan oleh pangkal lengan dengan menggunakan telapak tangan ataupun jari-jari tangan.

5. Memukul (tapotement/ tapotage).
Merupakan gerakan menepuk atau memukul dan bersifat merangsang jaringan otot, dilakukan dengan kedua tangan bergantian. Untuk memperoleh hentakan tangan yang ringan, tidak sakit pada klien tapi merangsang sesuai dengan tujuannya, maka diperlukan fleksibilitas pergelangan tangan. Tapotement tidak boleh dikenakan pada area yang bertulang menonjol ataupun pada otot yang tegang serta area yang terasa sakit atau nyeri.

C. Penanganan Fisioterapi Pada Cedera Olahraga

Penanganan Fisioterapi Pada Cedera Olahraga  yang  terjadi sama seperti kecelakaan lain yang sangat menyedihkan dan membuat efek traumatis. Hal ini bisa membuat tekanan mental dan stress fisik pada setiap atlit yang cedera dan tidak membeda-bedakan baik itu atlet professional maupun amatir. Apabila cedera olahraga tidak segera ditangani dengan baik maka akan bisa membuat fatal dan menghancurkan karir seorang atlet. Untuk atlet pemula atau baru memulai karirnya di bidang olahraga, akan merasa kesulitan untuk melanjutkan karirnya jika terjadi cedera olahraga yang parah pada dirinya. Resiko cedera olahraga adalah hal yang sangat mungkin terjadi pada setiap atlet dalam melakukan kegiatan olahraga. Oleh karena itu, sangat penting bagi setiap atlet untuk mengingat dan mengetahui apa yang seharusnya dia lakukan jika terjadi cedera olahraga. Saat ini, selain adanya teknologi medis modern juga fisioterapi hadir ditengah masyarakat untuk menangani berbagai cedera akibat olahraga.
Tindakan fisioterapi biasanya diberikan ketika dokter sudah menyarankan untuk melakukan treatment ke fisioterapi. Namun sebelum itu, dokter biasanya melakukan X-ray untuk mengetahui kerusakan pada tulang. Jika terdapat fraktur, maka dokter akan memasang splint pada bagian yang fraktur. Hai ini sangat penting dilakukan untuk menghindari terjadi komplikasi yang dapat memperburuk kondisi dan menghambat proses penyembuhan tulang. Setelah splint dilepas, maka fisioterapi baru akan melakukan tindakan treatment. Agar otot-otot pada daerah yang cedera harus tetap bergerak aktif, maka dibutuhkan kerjasama antara fisioterapi dan pasien dalam melakukan terapi agar bisa kembali ke kondisi yang normal dengan segera sesuai yang ditargetkan.

Tugas utama untuk fisioterapis adalah memulihkan kembali kekuatan pasien yang mengalami cedera. Hal ini memakan bisa memakan waktu beberapa minggu bahkan kadang-kadang beberapa bulan, tergantung pada tingkat cedera yang dialami oleh pasien. Pasien akan diberikan latihan pada area tertentu dari cedera. Hal ini dilakukan secara bertahap untuk mengembalikan kembali kekuatan otot yang sama seperti sebelum terjadi cedera tersebut.

Ada berbagai macam teknik fisioterapi yang dapat digunakan dan sangat efektif dalam mengobati cedera. Exercise dan Manipulasi serta penggunaan massage adalah beberapa dari teknik yang bisa digunakan. Berenang juga merupakan pengobatan fisioterapi yang sangat baik bagi orang-orang dengan cedera olahraga . Ini akan menciptakan ketegangan, tetapi pada saat yang sama tidak akan memperburuk situasi . Pengobatan akan berlanjut sampai pasien pulih dari cedera dan dapat menggunakan tubuhnya dalam kapasitas penuh.

Fisioterapi dalam menangani cedera akibat kecelakaan olahraga mungkin tidak semudah bermain olahraga itu ketika pulih dari cedera. Seseorang tidak pernah menggunakan bagian tubuhnya yang cedera dalam waktu yang lama dan kemudian menggunakannya untuk kegiatan fisik, ini akan membuat agak sulit dilakukan bahkan akan membuat frustasi. Pengobatan akan membutuhkan banyak kesabaran dan keuletan , oleh karena itu terapis harus mendorong klien untuk mengerahkan lebih banyak usaha dan tekad , tetapi pada saat yang sama terapis perlu mengingatkan pasien untuk tidak menggunakan secara over untuk menghindari cedera kembali.

D. Terapi Panas dan Dingin


Kompres panas dan dingin pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan dan pemulihan jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada tujuannya. Kompres dingin pada bagian tubuh akan menyerap panas dari area tersebut; kompas panas, tentu saja akan menghangatkan area tubuh tersebut. Kompres panas atau dingin menghasilkan perubahan fisiologis suhu jaringan, ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area permukaan kapiler untuk pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi kompres juga mempengaruhi respons.
            Kompres panas dan dingin pada tubuh dapat berbentuk kering dan basah. Kompres panas kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan menggunakan botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia , atau kemasan pemanas disposabel. Kompres panas basah dapat diberikan, melalui konduksi, dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas, berendam atau mandi. Kompres kering dingin diberikan untuk mendapat efek lokal dengan menggunakan kantong es, kolar es, sarung tangan es, dan kemasan pendingin disposabel. Kompres basah dingin diberikan pada bagian tubuh untuk memberi efek lokal; mandi spons hangat diberikan untuk efek pendinginan sistemik. Kompres dingin sering kali digunakan untuk meredahkan pendarahan dengan cara mengkonstriksi pembuluh darah; meredahkan inflamasi dengan vasokonstriksi; dan meredahkan nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja sebagai counterirritant.    
      
EFEK FISIOLOGI KOMPRES PANAS DAN DINGIN
KOMPRES PANAS
KOMPRES DINGIN
Vasodilatasi
Meningkatkan permeabilitas kapiler
Meningkatkan metabolisme selular
Merelaksasi otot
Meningkatkan inflamasi; meningkatkan aliran darah kesuatu area
Meredakan nyeri dengan merelaksasi otot


Efek sedatif
Mengurangi kekakuan sendi dengan menurunkan viskositas cairan sinovial
Vasokonstriksi
Menurunkan permeabilitas kapiler
Menurunkan metabolisme selular
Merelaksasi otot
Memperlambat pertumbuhan bakteri, mengurangi inflamasi
Meredakan nyeri dengan membuat area menjadi matirasa , memperlambat aliran inpuls nyeri, dan meningkatkan ambang nyeri
Efek anastesi lokal
Meredakan pendarahan



INDIKASI PILIHAN KOMPRES PANAS DAN DINGIN
indikasi
Efek Panas
Efek Dingin
Spasme otot
Merelaksasi otot dan meningkatkan kontraktilitasnya
Merelaksasi otot dan menurunkan kontraktilitasnya
Inflamasi
Meningkatkan aliran darah, melunakkan eksudat
Vasokontriksi menurunkan permeabilitas kapiler menurunkan aliran darah, memperlambat metabolisme soluler
Nyeri
Meredakan nyeri, kemungkinan dengan meningkatkan relaksasi otot, meningkatkan sirkulasi, meningkatkan relaksasai psikologis, dan merasa nyaman; bekerja sebagai counterirritant
Meredakan nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf dan menghambat inpuls saraf, menyebabkan mati rasa, bekerja sebagai counterirritant, meningkatkan ambang nyeri.
Kontraktur
Mengurangi kontraktur dan meningkatkan rentang pergerakan sendi dengan lebih memungkinkan terjadinya sintesis otot dan jaringan penyambung.
Kaku sendi
Mengurangi kaku sendi dengan menurunkan viskositas dan meningkatkan distensibilitas
Cedera traumatik
Meredakan pendarahan dengan konstriksi pembuluh darah, meredakan edema dengan mengurangi permeabilitas kapiler
 

0 komentar:

Posting Komentar