PRINSIP-PRINSIP
PENANGAN CIDERA
Olahraga
merupakan suatu aktivitas yang sudah tidak asing lagi dalam kehidupan kita.
Begitupula dengan resiko cedera yang dapat terjadi pada aktivitas olahraga yang
kita lakukan. Banyak diantara masyarakat kita yang masih awam dengan cedera
olahraga. Cedera olahraga merupakan rasa sakit yang timbul karena aktivitas
olahraga. Bila tubuh terkena cedera terjadi respon yang sama dengan peradangan.
Peradangan ini terutama a reaksi vaskular berupa pengiriman darah beserta zat
terlarut dan selnya ke jaringan intertisial.
Tindakan-tindakan
yang tepat perlu dilakukan untuk
mengatasi reaksi radang yang ditimbulkan akibat cedera. Hal penting yang perlu
untuk diperhatikan dalam penanganan cedera, yaitu dalam 24-48 jam pertama
setelah terjadinya cedera.
A.Tindakan
Pertama Dengan Sistem Rice
RICE merupakan
kependekan dari Rest, Ice, Compress dan Elevate. Penanganan dengan metode RICE
sangat dianjurkan untuk kasus cidera yang kurang dari 2×24 jam, atau biasa
diistilahkan Cidera Akut. Cedera akut merupakan cidera yang terjadi seketika.
Beberapa contoh dari cidera akut yaitu cidera dimata, kepala, memar, keseleo,
luka, patah tulang dan koyak pada ligamen. Cidera akut sering terjadi saat
olahraga terutama untuk olahraga prestasi namun tidak menutup kemungkinan juga
terjadi pada setiap orang. Cedera akut biasanya terjadi karena tidak mengenakan
perlengkapan olahraga lengkap saat berolahraga, slip pada permukaan yang licin,
menggunakan sepatu yang sempit, terjatuh, terkena pukulan dan lain-lain. Adapun
karakteristik atau ciri ciri dari cidera akut ini : Adanya perubahan suhu bagian
tubuh yang cidera, biasanya akan terasa panas / hangat saat dipegang. Adanya
perubahan warna kulit ditubuh yang cidera, biasanya akan berwarna kemerahan
atau kebiru biruan/ lebam. Timbul bengkak disertai Nyeri den gan aktualitas
yang tinggi (nyeri hebat).
1.Rest
(Istirahat)
yaitu
mengistirahatkan fungsi bagian extremitas yang cedera untuk mmeminimalkan
cedera ataupun penambahan cedera. Agar penderita cedera tidak bertambah keluhannya.
Anjuran yang disarankan adalah istirahat.
1. Ice
(Es)
Pemberian
kompres dengan es bertujuan untuk memberikan pendinginan pada bagian tubuh yang
cedera atau terluka, untuk mengurangi reaksi peradangan.
Es yang
digunakan dibungkus dengan handuk yang basah, kemudian es tersebut ditumbuk
hingga hancur, sehingga dapat mengikuti kontur dari tulang atau sendi, lalu
tempelkan pada bagian yang mengalami cedera atau dislokasi dan dibebat/dibalut
selama 15-20 menit.
3. Compression
Memberikan
kompresan pada cedera bertujuan untuk penerapan tekanan yang ringan pada daerah
yang mengalami cedera untuk mengatasi bengkak. Kompres dapat menyebabkan
sedikit penyempitan pada pembuluh darah, mengurangi pendarahan pada jaringan,
dan mencegah cairan dari penambahan daerah interstitial (daerah yang dapat
menyebabkan bengkak lebih serius dan penyembuhan berlangsung lebih lambat)
4. Elevation
Dapat
disebut tindakan elevasi bertujuan untuk mengurangi peradangan khususnya
bengkak. Cedera pada kaki dan tangan
seharusnya ditopang dengan bantal, sehingga daerah cedera berada diatas
jantung.
Cedera
dalam berolahraga memang selalu menghantui dan membayangi bagi setiap orang
yang menjalankannya, namun dengan pengetahuan untuk bisa menangani cedera
tersebut maka bayang-bayang dan rasa was-was bisa kita atasi. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat
menjadi tambahan ilmu pengetahuan bagi kita.
B.Tindakan
Masase
Massage merupakan
suatu cara penyembuhan yang menggunakan gerakan tangan atau alat terhadap
jaringan tubuh yang lunak.
Menurut Tairas
(2000: 1-2), massage adalah suatu metode refleksiologi yang bertujuan untuk
memperlancar kembali aliran darah, yakni dengan genjotan-genjotan atau
pijatan-pijatan kembali aliran darah pada titik-titik sentrarefleks. Hal senada
diutarakan oleh C.K Giam (1993: 172) massage adalah manipulasi jaringan lunak
tubuh. Manipulasi ini dapat mempengaruhi sistem saraf, otot, pernafasan,
sirkulasi darah, dan limfa secara lokal maupun umum. Massage menghasilkan suatu
stimulus pada jaringan tubuh dengan cara menekan dan meregangkan. Penekanan menyebabkan
kompresi jaringan lunak dan mengubah ujung-ujung saraf yang berupa jaringan
reseptor, sedangkan peregangan memberikan ketegangan pada jaringan-jaringan
lunak.
Menurut Mumford
(2001: 10) massage adalah rangkaian yang terstruktur dari tekanan atau
sentuhan. Tangan dan bagian tubuh yang lain seperti lengan bawah dan siku dapat
digunakan untuk melakukan manipulasi di atas kulit, terutama pada bagian otot
dengan gerakan mengurut, menggosok, memukul, dan menekan.
Menurut Harrold (1992: 8) massage adalah
teknik pengobatan yang tertua dari model pengobatan ortodoks atau
pengobatan-pengobatan lainnya. Massage merupakan gabungan dari teknik
pengobatan dan tindakan instingtif.
Menurut Harrold (1992: 16) massage merupakan
tindakan instingtif dan pengobatan yang berdasarkan intuisi (gerak hati). Pada
perkembangan selanjutnya teknik mengurut dan teknik-teknik yang lainnya
berkembang dan memiliki pengaruh yang spesifik pada pemberiannya.
Menurut
Katsusuke (1996: 61) massage atau pijat didasarkan pada ide bahwa jantung ialah
pusat pertumbuhan. Karena itu, cara pengobatannya mengikuti sistem peredaran
darah, terutama nadi-nadi arteri, dan bergerak masuk ke dalam dari ujung tubuh
menuju jantung.
Langkah penangan
cidera denagan massage
1. Mengusap
(Efflurage/strocking).
merupakan
gerakan mengusap dengan menggunakan telapak tangan atau bantalan jari tangan.
Gerakan ini dilakukan sesuai dengan peredaran darah menuju jantung maupun
kelenjar-kelenjar getah bening. Manfaat gerakan ini adalah merelaksasi otot yang cidera dan ujung-ujung syaraf.
2. Meremas
(Petrisage).
merupakan
gerakan memijit atau meremas pada bagian yang cidera dengan menggunakan telapak
tangan atau jari-jari tangan.
3. Friction
merupakan
gerakan melingkar kecil-kecil dengan penekanan yang lebih dalam menggunakan
jari atau ibu jari. Gerakan ini hanya digunakan pada area tubuh tertentu yang
bertujuan untuk penyembuhan ketegangan otot akibat asam laktat yang berlebih.
4. Menggetar
(vibration).
Merupakan gerakan
menggetar yang ditimbulkan oleh pangkal lengan dengan menggunakan telapak
tangan ataupun jari-jari tangan.
5. Memukul
(tapotement/ tapotage).
Merupakan gerakan
menepuk atau memukul dan bersifat merangsang jaringan otot, dilakukan dengan
kedua tangan bergantian. Untuk memperoleh hentakan tangan yang ringan, tidak
sakit pada klien tapi merangsang sesuai dengan tujuannya, maka diperlukan
fleksibilitas pergelangan tangan. Tapotement tidak boleh dikenakan pada area
yang bertulang menonjol ataupun pada otot yang tegang serta area yang terasa
sakit atau nyeri.
C. Penanganan Fisioterapi
Pada Cedera Olahraga
Penanganan
Fisioterapi Pada Cedera Olahraga yang terjadi sama seperti kecelakaan lain yang
sangat menyedihkan dan membuat efek traumatis. Hal ini bisa membuat tekanan
mental dan stress fisik pada setiap atlit yang cedera dan tidak membeda-bedakan
baik itu atlet professional maupun amatir. Apabila cedera olahraga tidak segera
ditangani dengan baik maka akan bisa membuat fatal dan menghancurkan karir
seorang atlet. Untuk atlet pemula atau baru memulai karirnya di bidang
olahraga, akan merasa kesulitan untuk melanjutkan karirnya jika terjadi cedera
olahraga yang parah pada dirinya. Resiko cedera olahraga adalah hal yang sangat
mungkin terjadi pada setiap atlet dalam melakukan kegiatan olahraga. Oleh
karena itu, sangat penting bagi setiap atlet untuk mengingat dan mengetahui apa
yang seharusnya dia lakukan jika terjadi cedera olahraga. Saat ini, selain
adanya teknologi medis modern juga fisioterapi hadir ditengah masyarakat untuk
menangani berbagai cedera akibat olahraga.
Tindakan
fisioterapi biasanya diberikan ketika dokter sudah menyarankan untuk melakukan
treatment ke fisioterapi. Namun sebelum itu, dokter biasanya melakukan X-ray
untuk mengetahui kerusakan pada tulang. Jika terdapat fraktur, maka dokter akan
memasang splint pada bagian yang fraktur. Hai ini sangat penting dilakukan
untuk menghindari terjadi komplikasi yang dapat memperburuk kondisi dan
menghambat proses penyembuhan tulang. Setelah splint dilepas, maka fisioterapi
baru akan melakukan tindakan treatment. Agar otot-otot pada daerah yang cedera
harus tetap bergerak aktif, maka dibutuhkan kerjasama antara fisioterapi dan
pasien dalam melakukan terapi agar bisa kembali ke kondisi yang normal dengan
segera sesuai yang ditargetkan.
Tugas utama untuk
fisioterapis adalah memulihkan kembali kekuatan pasien yang mengalami cedera.
Hal ini memakan bisa memakan waktu beberapa minggu bahkan kadang-kadang
beberapa bulan, tergantung pada tingkat cedera yang dialami oleh pasien. Pasien
akan diberikan latihan pada area tertentu dari cedera. Hal ini dilakukan secara
bertahap untuk mengembalikan kembali kekuatan otot yang sama seperti sebelum
terjadi cedera tersebut.
Ada berbagai
macam teknik fisioterapi yang dapat digunakan dan sangat efektif dalam
mengobati cedera. Exercise dan Manipulasi serta penggunaan massage adalah
beberapa dari teknik yang bisa digunakan. Berenang juga merupakan pengobatan
fisioterapi yang sangat baik bagi orang-orang dengan cedera olahraga . Ini akan
menciptakan ketegangan, tetapi pada saat yang sama tidak akan memperburuk
situasi . Pengobatan akan berlanjut sampai pasien pulih dari cedera dan dapat
menggunakan tubuhnya dalam kapasitas penuh.
Fisioterapi
dalam menangani cedera akibat kecelakaan olahraga mungkin tidak semudah bermain
olahraga itu ketika pulih dari cedera. Seseorang tidak pernah menggunakan
bagian tubuhnya yang cedera dalam waktu yang lama dan kemudian menggunakannya
untuk kegiatan fisik, ini akan membuat agak sulit dilakukan bahkan akan membuat
frustasi. Pengobatan akan membutuhkan banyak kesabaran dan keuletan , oleh
karena itu terapis harus mendorong klien untuk mengerahkan lebih banyak usaha
dan tekad , tetapi pada saat yang sama terapis perlu mengingatkan pasien untuk
tidak menggunakan secara over untuk menghindari cedera kembali.
D. Terapi Panas dan Dingin
D. Terapi Panas dan Dingin
Kompres panas dan dingin pada tubuh bertujuan untuk meningkatkan perbaikan
dan pemulihan jaringan. Bentuk kompres termal biasanya bergantung pada
tujuannya. Kompres dingin pada bagian tubuh akan menyerap panas dari area
tersebut; kompas panas, tentu saja akan menghangatkan area tubuh tersebut.
Kompres panas atau dingin menghasilkan perubahan fisiologis suhu jaringan,
ukuran pembuluh darah, tekanan darah kapiler, area permukaan kapiler untuk
pertukaran cairan dan elektrolit, dan metabolisme jaringan. Durasi kompres juga
mempengaruhi respons.
Kompres panas dan dingin pada tubuh dapat berbentuk kering dan basah. Kompres panas
kering dapat digunakan secara lokal, untuk konduksi panas, dengan menggunakan
botol air panas, bantalan pemanas elektrik, bantalan akuatermia , atau kemasan
pemanas disposabel. Kompres panas basah dapat diberikan, melalui konduksi,
dengan cara kompres kasa, kemasan pemanas, berendam atau mandi. Kompres kering
dingin diberikan untuk mendapat efek lokal dengan menggunakan kantong es, kolar
es, sarung tangan es, dan kemasan pendingin disposabel. Kompres basah dingin
diberikan pada bagian tubuh untuk memberi efek lokal; mandi spons hangat
diberikan untuk efek pendinginan sistemik. Kompres dingin sering kali digunakan
untuk meredahkan pendarahan dengan cara mengkonstriksi pembuluh darah;
meredahkan inflamasi dengan vasokonstriksi; dan meredahkan nyeri dengan
memperlambat kecepatan konduksi saraf, menyebabkan mati rasa, dan bekerja
sebagai counterirritant.
EFEK FISIOLOGI KOMPRES
PANAS DAN DINGIN
|
|
KOMPRES
PANAS
|
KOMPRES
DINGIN
|
Vasodilatasi
Meningkatkan
permeabilitas kapiler
Meningkatkan
metabolisme selular
Merelaksasi
otot
Meningkatkan
inflamasi; meningkatkan aliran darah kesuatu area
Meredakan
nyeri dengan merelaksasi otot
Efek sedatif
Mengurangi
kekakuan sendi dengan menurunkan viskositas cairan sinovial
|
Vasokonstriksi
Menurunkan
permeabilitas kapiler
Menurunkan
metabolisme selular
Merelaksasi
otot
Memperlambat
pertumbuhan bakteri, mengurangi inflamasi
Meredakan
nyeri dengan membuat area menjadi matirasa , memperlambat aliran inpuls
nyeri, dan meningkatkan ambang nyeri
Efek
anastesi lokal
Meredakan
pendarahan
|
INDIKASI PILIHAN
KOMPRES PANAS DAN DINGIN
|
||
indikasi
|
Efek Panas
|
Efek Dingin
|
Spasme
otot
|
Merelaksasi
otot dan meningkatkan kontraktilitasnya
|
Merelaksasi
otot dan menurunkan kontraktilitasnya
|
Inflamasi
|
Meningkatkan
aliran darah, melunakkan eksudat
|
Vasokontriksi
menurunkan permeabilitas kapiler menurunkan aliran darah, memperlambat
metabolisme soluler
|
Nyeri
|
Meredakan
nyeri, kemungkinan dengan meningkatkan relaksasi otot, meningkatkan
sirkulasi, meningkatkan relaksasai psikologis, dan merasa nyaman; bekerja
sebagai counterirritant
|
Meredakan
nyeri dengan memperlambat kecepatan konduksi saraf dan menghambat inpuls
saraf, menyebabkan mati rasa, bekerja sebagai counterirritant, meningkatkan ambang nyeri.
|
Kontraktur
|
Mengurangi
kontraktur dan meningkatkan rentang pergerakan sendi dengan lebih
memungkinkan terjadinya sintesis otot dan jaringan penyambung.
|
|
Kaku
sendi
|
Mengurangi
kaku sendi dengan menurunkan viskositas dan meningkatkan distensibilitas
|
|
Cedera
traumatik
|
Meredakan
pendarahan dengan konstriksi pembuluh darah, meredakan edema dengan
mengurangi permeabilitas kapiler
|
0 komentar:
Posting Komentar